Udang Kara Tempatan Paling Karan

Share

 

Taksonomi

Kingdom: Animalia

Filum: Arthropoda

Subfilum: Crustacea

Kelas: Malacostraca

Ordo: Decapoda

Famili: Palinuridae

Genus: Panulirus

Spesies: P. versicolor

Nama binomial: Panulirus versicolor (Latreille, 1804)

 

 

Keanekaragaman jenis Panulirus sp di perairan daerah tropika lebih besar daripada di daerah sub-tropika, tetapi kelimpahannya relatif rendah. Rainbow lobster atau udang kara hijau (Panulirus versicolor) hidup pada perairan terumbu karang sampai pada kedalaman beberapa meter.

 

Biasanya mendiami tempat-tempat yang terlindung di antara batu-batu karang dan jarang ditemukan dalam kelompok yang berjumlah besar. Banyak terdapat diperairan Asia tenggara termasuklah Malaysia.

 

 

Warna lobster bervariasi tergantung jenisnya, pola-pola duri di kepala, dan warna lobster biasanya dapat dijadikan tanda spesifik jenis lobster. Genus-genus dari panulirudae dalam pengelompokan taksonominya menggunakan ciri morfologi dan berhubungan erat dengan letak geografi atau garis lintang dan juga kedalaman air. Sebagai contoh, untuk perairan cetek di daerah equator akan dijumpai genus Panulirus.

 

Rainbow lobster atau multicolor lobster (Panulirus versicolor) hidup pada kedalaman 5 – 30 meter (Subani, 1977 in Hasrun, 1996). Banyak spesies yang hidup pada substrat yang berbatu-batu, lumpur atau pasir dan membuat lubang.

 

 

Kebanyakan lobster memilih tempat-tempat yang berbatu karang, di balik batu karang yang hidup maupun batu karang yang mati, pada pasir berbatu karang, di sepanjang pantai dan teluk-teluk. Karena itulah organisma ini dikenali dengan nama udang karang atau lobster.

 

Mereka kurang menyukai tempat-tempat yang sifatnya terbuka dan terlebih arus yang kuat. Tempat-tempat yang disukai adalah perairan yang terlindung. Berdasarkan pengalaman nelayan, udang karang banyak terdapat di tempat-tempat yang memiliki kedalaman perairan 10–15meter.

 

 

Kebiasaan hidupnya merangkak di dasar laut berkarang, di antara karang-karang, di gua-gua karang, dan di antara bunga karang. Berdasarkan kebiasaannya merangkak, maka lobster dikatakan tidak pandai berenang, walaupun memiliki kaki renang.

 

Lobster termasuk haiwan nokturnal yang aktif pada malam hari, keluar meninggalkan sarangnya untuk mencari makan dan pasif di siang hari. Haiwan nokturnal memiliki memiliki aktiviti yang tinggi pada permulaan menjelang malam dan berhenti beraktiviti dengan tiba-tiba ketika matahari terbit.

 

Mereka menjadikan moluska dan echinodermata sebagai makanan yang paling digemarinya, selain ikan dan protein haiwan lainnya, terutama yang mengandung lemak, serta jenis algae. Udang kara dapat digolongkan sebagai haiwan yang mengasuh dan memelihara keturunannya walaupun sifatnya hanya sementara.

 

 

Lobster betina yang sedang bertelur melindungi telurnya dengan cara meletakkan atau menempelkan butir-butir telurnya pada bahagian bawah abdomen hingga telur tersebut menetas menjadi larva udang.

 

Menjelang akhir period pengeluaran telur dan setelah disenyawakan, lobster akan bergerak menjauhi pantai dan menuju ke perairan karang yang lebih dalam untuk penetasan. Jumlah telur yang dihasilkan setiap ekor betina lobster dapat mencapai lebih dari 400,000 biji.

 

Larva lobster memiliki bentuk yang sangat berbeda dari yang dewasa. Larva pada stadium filosoma misalnya, mempunyai bentuk yang pipih seperti daun sehingga mudah terbawa arus.

 

 

Semenjak telur menetas menjadi larva hingga mencapai tingkat dewasa dan akhirnya mati, maka selama pertumbuhannya, lobster selalu mengalami pergantian kilit (moulting). Pergantian kulit tersebut lebih sering terjadi pada peringkat larva. Secara umum dikenali ada tiga tahap peringkat larva, iaitu naupliosoma, filosoma, dan puerulus.

 

Perubahan dari tahap ke tahap berikutnya selalu terjadi pergantian kulit yang diikuti perubahan-perubahan bentuk (metamorphose) yang terlihat dengan adanya modifikasi-modifikasi terutama pada alat geraknya.

 

 

Pada peringkat filosoma iaitu bahagian pergantian kulit yang terakhir, terjadi peringkat baru yang bentuknya sudah mirip lobster dewasa walaupun kulitnya belum mengeras.

 

Pertumbuhan berikutnya setelah mengalami pergantian kulit lagi, terbentuklah lobster muda yang kulitnya sudah mengeras karena diperkuat dengan zat kapur. Bentuk dan sifatnya sudah mirip lobster dewasa (induknya) atau disebut sebagai juvenil.

Published by
Amang